HIV/ AIDS
Disusun oleh : Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Virus
adalah organisme yang kecil, bahkan lebih kecil dari pada bakteri yang bisa
menyebabkan TBC atau kolera. Virus tersebut begitu umum sehingga manusia dapat
terserang olehnya beruulang kali sepanjang hidupnya. Virus dapat menyebabkan
masu angin, demikian juga polio, campak, gondok, dan flu. Virus-virus ini dapat
tersebarkan oleh batuk, bersin/ sentuhan.
HIV
( Human Immunodeficiency Virus) berbeda meskipun juga termasuk salah satu
virus. HIV tidak dapat menyebar dengan cara yang sama seperti virus-virus pada
umumnya. HIV hanya dapat disebarkan oleh hubungan seks, darah, jarum kotor, dan
alat-alat lain, serta dari seorang ibu kepada anaknya yang belum lahir atau ibu
yang menyusui bayinya.
HIV
berbeda karena belum ada vaksin untuknya. Tetapi dengnan mengubah perilaku
dapat juga menghentikan penyebaran penyakit ini. Misalnya, mencuci tangan
setelah dari kamar mandi akan merendahkan peluang penyebaran penyakit kepada
orang lain.
Ada
dua jenis virus pelemah system kekebalan manusia, yaitu HIV-1 dan HIV-2. HIV-1
ditemukan di semua belahan dunia, sedangkan HIV-2 ditemukan paling banyak di
Afrika Barat. Karena penyebaran kedua virus ini dapat dicegah dengan cara yang
sama. Oleh karena itu, dalam makalah ini, penyusun akan membahas HIV-1 dan
HIV-2 secara bersama-sama sebagai HIV saja.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apakah HIV/ AIDS itu?
2.
Bagaimanakah HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh?
3.
Bagaimana HIV dapat ditularkan?
4.
Bagaimanakah HIV dapat mengakibatkan
AIDS?
5.
Bagaimana melindungi diri dari penularan
AIDS?
C. Tujuan
Penulisan Makalah
1.
Menjelaskan pengertian HIV/ AIDS
2.
Menjelaskan bahwa virus HIV bisa
menimbulkan kerusakan pada system kekebalan manusia
3.
Menjelaskan cara penularan HIV
4.
Menjelaskan bahwa HIV dapat mengakibatkan
penyakit AIDS
5.
Menjelaskan upaya-upaya melindungi diri
dari infeksi HIV dan penyakit AIDS
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian HIV/ AIDS
HIV (Human Immunodeficiency
Virus) adalah Virus
yang menyerang sistim kekebalan tubuh manusia yang menyebabkan timbulnya AIDS.
Virus HIV ditemukan dalam cairan
tubuh terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu.
HIV
merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia,
terutama CD4 positive T-sel dan macrophages (komponen-komponen utama sistem
kekebalan sel) dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini
mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang
akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.
CD
4 adalah sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel-sel darah
putih manusia, terutama sel-sel limfosit. CD4 pada orang dengan sistem
kekebalan yang menurun menjadi sangat penting, karena berkurangnya nilai CD4
dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit
yang seharusnya berperan dalam memerangi infeksi yang masuk ke tubuh manusia.
Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar antara
1400-1500. Sedangkan pada orang dengan sistem kekebalan yang terganggu (misal
pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD 4 semakin lama akan semakin menurun
(bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol).
Sel
yang mempunyai marker CD4 di permukaannya berfungsi untuk melawan berbagai
macam infeksi. Di sekitar kita banyak sekali infeksi yang beredar, entah itu
berada dalam udara, makanan ataupun minuman. Namun kita tidak setiap saat
menjadi sakit, karena CD4 masih bisa berfungsi dengan baik untuk melawan
infeksi ini. Jika CD4 berkurang, mikroorganisme yang patogen di sekitar kita
tadi akan dengan mudah masuk ke tubuh kita dan menimbulkan penyakit pada tubuh
manusia.
Sistem
kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan
fungsinya dalam memerangi infeksi dan penyakit- penyakit. Orang yang kekebalan
tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap berbagai
ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak
mengalami defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan
defisiensi kekebalan yang parah dikenal sebagai “infeksi oportunistik” karena
infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.
AIDS
merupakan penyakit yang paling ditakuti pada saat ini. HIV
merupakan virus yang menyebabkan penyakit ini, merusak sistem pertahanan tubuh
(sistem imun), sehingga orang-orang yang menderita penyakit ini kemampuan untuk
mempertahankan dirinya dari serangan penyakit menjadi berkurang. Seseorang yang
positif mengidap HIV, belum tentu mengidap AIDS. Banyak kasus di mana seseorang
positif mengidap HIV, tetapi tidak menjadi sakit dalam jangka waktu yang lama.
Namun, HIV yang ada pada tubuh seseorang akan terus merusak sistem imun.
Akibatnya, virus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak berbahaya menjadi
sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh.
AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) adalah kumpulan gejala penurunan
kekebalan tubuh, sehingga tubuh rentan terhadap penyakit lain yang mematikan.
AIDS disebabkan oleh Virus (Jasad Sub
Renik) yang disebut dengan HIV. sedangkan HIV (Human Immunodeficiency Virus) itu sendiri
adalah Virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia yang menyebabkan timbulnya AIDS.
Istilah
AIDS dipergunakan untuk tahap- tahap infeksi HIV yang paling lanjut. Sebagian
besar orang yang terkena HIV, bila tidak mendapat pengobatan, akan menunjukkan
tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun. AIDS diidentifikasi berdasarkan
beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia
(World Health Organization) sebagai berikut:
·
Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan
gejala apapun dan tidak dikategorikan sebagai AIDS.
·
Tahap II (meliputi manifestasi
mucocutaneous minor dan infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tidak
sembuh- sembuh)
·
Tahap III (meliputi diare kronis yang
tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri
yang parah, dan TBC paru-paru), atau
·
Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada
otak, Kandidiasis pada saluran tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan
(trachea), batang saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru dan Sarkoma
Kaposi). Penyakit HIV digunakan sebagai indikator AIDS.
2. HIV Melemahkan Sistem
Kekebalan Manusia
Sasaran penyerangan
HIV adalah Sistem Kekebalan Tubuh, terutama adalah sel-sel Limfosit T4. Selama
terinfeksi, limfosit menjadi wahana pengembangbiakan virus. Bila sel-sel
Limfosit T4 -nya mati, virus akan dengan bebas menyerang sel-sel Limfosit T4
lainnya yang masih sehat. Akibatnya, daya tahan tubuh menurun.
Akhirnya sistem
kekebalan tak mampu melindungi tubuh, sehingga kuman penyakit infeksi lain
(kadang disebut Infeksi Oportunistik / Infeksi Mumpung) akan masuk dan
menyerang tubuh orang tersebut. Bahkan kuman-kuman lain yang jinak tiba-tiba
menjadi ganas. Kumannya bisa Virus lain, Bakteri, Mikroba, Jamur, maupun
Mikroorganisme patogen lainnya. Penderita bisa meninggal karena TBC, Diare,
Kanker kulit, Infeksi Jamur, dll.
Bila seseorang
telah seropositif terhadap HIV, maka dalam tubuhnya telah mengandung HIV. Dalam
jumlah besar HIV terdapat dalam darah, cairan vagina, air mani serta produk
darah lainnya. Apabila sedikit darah
atau cairan tubuh lain dari pengidap HIV berpindah
secara langsung ke tubuh orang lain yang sehat, maka ada kemungkinan
orang lain tersebut tertular AIDS. Cara penularan yang paling umum ialah:
senggama, transfusi darah, jarum suntik dan kehamilan. Penularan lewat produk
darah lain, seperti ludah, kotoran, keringat, dll. secara teoritis mungkin bisa
terjadi, namun resikonya sangat kecil.
3.
Penularan HIV
Bila
seseorang telah seropositif terhadap HIV, maka dalam tubuhnya telah mengandung
HIV. Dalam jumlah besar HIV terdapat dalam darah, cairan vagina, air mani serta
produk darah lainnya. Apabila sedikit
darah atau cairan tubuh lain dari pengidap HIV berpindah secara langsung ke
tubuh orang lain yang sehat, maka ada kemungkinan orang lain tersebut tertular
AIDS. Cara penularan yang paling umum ialah: senggama, transfusi darah, jarum
suntik dan kehamilan. Penularan
lewat produk darah lain, seperti ludah, kotoran, keringat, dll. secara teoritis
mungkin bisa terjadi, namun resikonya sangat kecil.
a. Penularan
lewat senggama :
Pemindahan
yang paling umum
dan paling sering
terjadi ialah melalui
senggama, dimana HIV
dipindahkan melalui cairan
sperma atau cairan
vagina. Adanya luka pada pihak penerima akan memperbesar kemungkinan
penularan. Itulah sebabnya pelaku senggama yang tidak wajar (lewat dubur terutama), yang cenderung lebih
mudah menimbulkan luka,
memiliki kemungkinan lebih
besar untuk tertular HIV.
b.
Penularan lewat transfusi darah :
Jika
darah yang ditranfusikan
telah terinfeksi oleh
HIV , maka virus HIV akan ditularkan
kepada orang yang
menerima darah, sehingga
orang itupun akan terinfeksi virus HIV. Risiko penularan
melalui transfusi darah ini hampir 100 %.
c. Penularan
lewat jarum suntik :
Model penularan lain secara teoritis dapat terjadi
antara lain melalui :
1) Penggunaan akupunktur (tusuk jarum), tatoo, tindikan.
2) Penggunaan alat suntik atau injeksi yang tidak steril,
sering dipakai oleh para pengguna
narkoba suntikan, juga suntikan oleh petugas kesehatan liar.
d. Penularan
lewat kehamilan :
Jika ibu hamil yang dalam
tubuhnya terinfeksi HIV , maka
HIV dapat menular ke janin yang dikandungnya melalui darah dengan melewati plasenta. Risiko penularan Ibu hamil ke janin yang dikandungnya berkisar
20% - 40%. Risiko ini mungkin lebih besar kalau ibu telah menderita kesakitan AIDS (full blown).
HIV
tidak akan menular melalui bersalaman, berpelukan, berciuman, batuk, bersin,
memakai peralatan rumah tangga seperti alat makan, telepon, kamar mandi, kamar
tidur, gigtan nyamuk, bekerja, bersekolah, berkendaraan bersama, dan memakai
fasilitas umum misalnya kolam renang, toilet umum, sauna.
HIV tidak dapat menular melalui udara. Virus ini
juga cepat mati jika berada di luar tubuh. Virus ini dapat dibunuh jika cairan
tubuh yang mengandungnya dibersihkan dengan cairan pemutih (bleach) seperti Bayclin
atau Chlorox, atau dengan sabun dan air. HIV tidak dapat diserap oleh
kulit yang tidak luka.
4. HIV
mengakibatkan AIDS
Infeksi HIV menyebabkan penurunan dan melemahnya
sistem kekebalan tubuh. Hal ini menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi
penyakit dan dapat menyebabkan berkembangnya AIDS. Virus HIV membutuhkan waktu
untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit
AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang
tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih banyak dirusak oleh Virus
HIV.
Ketika manusia terkena Virus HIV belum tentu terkena
AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk
dapat menjadi AIDS yang mematikan. Dengan gaya hidup sehat, jarak waktu antara
infeksi HIV dan menjadi sakit karena AIDS dapat berkisar antara 10-15 tahun,
kadang-kadang bahkan lebih lama. Terapi antiretroviral dapat memperlambat
perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam tubuh yang
terinfeksi.
Ada beberapa tahapan ketika seseorang dikatakan
terinfeksi HIV hingga terkena AIDS. Tahapan-tahapan itu antara lain:
1. Tahap
1: Periode Jendela
a)
HIV masuk ke dalam tubuh, sampai
terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
b)
Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV
tampak sehat dan merasa sehat
c)
Test HIV belum bisa mendeteksi
keberadaan virus ini
d)
Tahap ini disebut periode jendela,
umumnya berkisar 2 minggu - 6 bulan
2. Tahap
2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:
a)
HIV berkembang biak dalam tubuh
b)
Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita
HIV tampak sehat dan merasa sehat
c)
Test HIV sudah dapat mendeteksi status
HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV
d)
Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10
tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang
lebih pendek)
3. Tahap
3: HIV Positif (muncul gejala)
a)
Sistem kekebalan tubuh semakin turun
b)
Mulai muncul gejala infeksi
oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare
terus menerus, flu, dll
c)
Umumnya berlangsung selama lebih dari 1
bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
4. Tahap 4: AIDS
a)
Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat
lemah
b)
Berbagai penyakit lain (infeksi
oportunistik) semakin parah
5. Cara Melindungi
Diri dari Penularan AIDS
Sampai
saat ini belum ada jenis obat khusus untuk menyembuhkan orang yamg terkena
infeksi HIV/ AIDS. Hanya saja perkembangan virus ini dapat diperlambat. Kombinasi
yang tepat antara berbagai obat-obatan antiretroviral dapat memperlambat
kerusakan yang diakibatkan oleh HIV pada sistem kekebalan tubuh dan menunda
awal terjadinya AIDS. Pengobatan dan perawatan yang ada terdiri dari sejumlah
unsur yang berbeda, yang meliputi konseling dan tes mandiri (VCT), dukungan
bagi pencegahan penularan HIV, konseling tindak lanjut, saran-saran mengenai
makanan dan gizi, pengobatan IMS, pengelolaan efek nutrisi, pencegahan dan
perawatan infeksi oportunistik (IOS), dan pemberian obat-obatan antiretroviral.
Dalam
suatu sel yang terinfeksi, HIV mereplikasi diri, yang kemudian dapat
menginfeksi sel-sel lain dalam tubuh yang masih sehat. Semakin banyak sel yang
diinfeksi HIV, semakin besar dampak yang ditimbulkannya terhadap kekebalan tubuh
(immunodeficiency). Obat antiretroviral digunakan dalam pengobatan infeksi HIV.
Obat-obatan ini bekerja melawan infeksi itu sendiri dengan cara memperlambat
reproduksi HIV dalam tubuh. Obat-obatan antiretroviral memperlambat replikasi
sel-sel, yaitu memperlambat penyebaran virus dalam tubuh dengan cara mengganggu
proses replikasi. Cara yang dilakukan antara lain sebagai berikut :
a. Menghambat
Nucleoside Reverse Transcriptase (NRTI)
HIV memerlukan
enzim yang disebut reverse transcriptase untuk mereplikasi diri. Jenis
obat-obatan ini memperlambat kerja reverse transcriptase dengan cara mencegah
proses pengembangbiakkan materi genetik virus tersebut.
b. Menghambat
Non-Nucleoside Reverse Transcriptase (NNRTI)
Jenis obat-obatan ini juga
mengacaukan replikasi HIV dengan mengikat enzim reverse transcriptase itu
sendiri. Hal ini mencegah agar enzim ini tidak bekerja dan menghentikan
produksi partikel virus baru dalam sel-sel yang terinfeksi.
c. Menghambat
Protease (PI)
Protease merupakan enzim pencernaan
yang diperlukan dalam replikasi HIV untuk membentuk partikel-partikel virus
baru. Protease memecah belah protein dan enzim dalam sel-sel yang terinfeksi,
yang kemudian dapat menginfeksi sel yang lain. Penghambat protease mencegah
pemecah-belahan protein dan karenanya memperlambat produksi partikel virus
baru.
Setiap
orang, khususnya remaja harus “melindungi diri “ dari AIDS. Karena
kalau seorang remaja tertular HIV, maka keseluruhan cita-cita dan masa depan
remaja tersebut hancur lebur. Secara
mudah, perlindungan dari AIDS dilakukan dengan cara ‘ABC’, ialah:
a.
[A] : Abstinence) alias PUASA
Bagi
remaja yang belum menikah. Jauhkan diri dari zina. Onani atau masturbasi,
merangsang diri sendiri sehingga puas (orgasmus) sebenarnya kurang baik. Namun
resikonya paling kecil. Jadi dalam keadaan yang benar-benar tidak kuasa menahan
diri dan tidak mampu berpuasa, onani dapat dijadikan jalan keluar. Asal jangan menjadi kebiasaan.
Jangan terlalu sering.
b.
[B]
: Be Faithful alias Setia Pasangan Hidup
Bagi mereka yang sudah menikah. Hanya
bersenggama dengan pasangan setianya. Sebagian besar satu suami dengan satu
istri. Dalam keadaan khusus satu suami dengan 2-4 istri, namun yang penting kesetiaan
dari semua pihak, baik istri maupun suami. Di sinipun, bila suami istri
berpisah dalam waktu lama, onani merupakan jalan keluar sementara yang paling
tidak beresiko.
c.
[C]
Condom alias Kondom
Bagi mereka
yang berada dalam keadaan-keadaan khusus, antara lain ialah para suami atau
remaja yang tidak kuat puasa atau setia (atau onani), dan masih terdorong
melakukan zina. Pemakaian kondom akan melindungi mereka dari penularan PHS dan
AIDS, dan melindungi istri atau pacar mereka dari penularan penyakit. Bagi para
pelacur, patut ditumbuhkan motivasi memakaikan kondom pada pasangan kencan
mereka. Dalam keadaan darurat, misalnya pasangan suami-istri di mana salah satu
menderita PHS, juga AIDS, pemakaian kondom amat dianjurkan untuk mencegah pen ularan AIDS lebih lanjut kepada pasangannya.
Yang penting dalam pemakaian kondom ialah (sambil dipraktekkan) melindungi
keseluruhan penis dan dipakai sepanjang proses senggama untuk menghindari
sentuhan antara penis dan vagina.
Selain itu, perlindungan
yang sangat penting ialah:
a) Hindari transfusi,
dengan selalu berhati-hati.
Bila terpaksa ditransfusi, yakinkan
bahwa darah yang
ditransfusi adalah darah
yang telah diperiksa
oleh Unit Kesehatan Transfusi Darah
(UKTD) PMI sebagai darah bebas HIV (juga bebas hepatitis,
malaria dan sifilis).
b) Hindari suntik-menyuntik. Sebagian
besar obat sama atau lebih efektif diminum daripada
disuntikkan. Bila terpaksa disuntik, yakinkah jarum dan tabung
suntiknya baru dan belum dipakai untuk orang lain.
c) Berhati-hatilah dalam menolong orang luka dan berdarah. Gunakan prosedur P3K yang baku
dan aman.
d) Bila ada sesuatu tanda atau
gejala yang meragukan, secepatnya periksa ke dokter.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
a.
HIV merupakan sebuah virus berbahaya
yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Selain itu, virus inilah
yang menyebabkan AIDS.
b.
AIDS (Aqcuired Immune Deficiency
Syndrome) adalah kumpulan gejala penurunan kekebalan tubuh sehingga tubuh
rentan terhadap penyakit lain yang mematikan.
c.
Cara penularan HIV yang paling umum ialah
melalui senggama, transfusi darah, jarum suntik dan kehamilan. Penularan lewat produk darah lain, seperti ludah,
kotoran, keringat, dll. secara teoritis mungkin bisa terjadi, namun resikonya
sangat kecil.
d.
Secara
mudah, perlindungan dari AIDS dilakukan dengan cara ‘ABC’, yaitu Abstinence, Be
faithful, Condom.
2.
Saran
Sebagai insan yang yang berpendidikan sudah menjadi
sebuah kewajiban untuk berpartisipasi dalam memerangi HIV/ AIDS. Untuk
memerangi hal itu dapat dimulai dari kesadaran diri sendiri untuk selalu
menjaga diri agar terhindar dari HIV/ AIDS.
0 Responses to "makalah HIV/AIDS"
Posting Komentar